Gerak Cepat! Desa Puntukdoro Mandiri Bangun TPS3R Untuk Atasi Krisis Sampah


Magetan, Lintastoday.com – Pemerintah Desa (Pemdes) Puntukdoro, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, berhasil menginisiasi program pengelolaan sampah secara mandiri melalui Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R). Langkah progresif ini diambil sebagai solusi terhadap persoalan sampah rumah tangga yang selama ini belum tertangani secara optimal.

Kepala Desa Puntukdoro, Ir. Cintoko Samudro, mengungkapkan bahwa inisiatif ini bermula dari keprihatinan atas kondisi lingkungan desa yang kerap tercemar akibat penanganan sampah yang tidak terkendali.

“Persoalan sampah ini bukan lagi rahasia. Hampir seluruh desa di Magetan mengalaminya. Sebelum kami mulai program ini, masyarakat membuang sampah seenaknya baik ke sungai, parit, hingga membakarnya di pekarangan. Ini sangat membahayakan,” jelasnya saat ditemui di lokasi TPS3R milik desa, Senin (7/7/2025).

Cintoko menyebut, pihaknya sempat mengajukan permohonan bantuan pembangunan TPS3R dari pemerintah kabupaten. Namun karena keterbatasan anggaran dan panjangnya daftar antrean desa penerima, Puntukdoro belum mendapatkan alokasi bantuan. Menyadari urgensi masalah dan tak ingin terus menunggu, Pemerintah Desa pun mengambil inisiatif membangun TPS3R secara mandiri dengan memanfaatkan Dana Desa.

Pengelolaan TPS3R dilaksanakan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) "Resik Tumoto". KSM ini bertugas melakukan pemilahan dan pengangkutan sampah dari rumah tangga warga. Pada tahap awal, program ini telah menjangkau dua dusun yang mencakup sekitar 400 kepala keluarga (KK).

Warga desa diarahkan untuk menempatkan sampah pada titik-titik pengumpulan yang telah ditentukan di sepanjang jalur gang utama. Selanjutnya, petugas dari KSM melakukan pengangkutan sampah ke tempat pengolahan yang telah disiapkan oleh desa.

“Kita mulai dari kecil dulu. Kami yakin kalau sudah berjalan dan ada hasil, kesadaran masyarakat akan tumbuh,” tambah Cintoko.

Tak hanya itu, menurutnya partisipasi dan masukan dari masyarakat menjadi elemen penting dalam keberlangsungan sistem ini.

“Kami tidak melihat masukan sebagai keluhan, tetapi sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan. Ini kerja bersama, bukan hanya tugas pemerintah desa,” tegasnya.


Namun, keterbatasan masih menjadi tantangan. Mulai dari sarana fisik, kebutuhan pelatihan teknis, hingga minimnya peralatan pengolahan sampah. Untuk itu, Pemerintah Desa berharap adanya pendampingan dan dukungan berkelanjutan dari pemerintah kabupaten.

“Kami sudah berjalan, meskipun seadanya. Lantai masih berupa tanah, alat-alat pengolahan juga belum ada. Tapi kami sudah bergerak. Kami percaya, kalau kami tunjukkan kesungguhan, pemerintah akan mendukung,” ujarnya optimis.

Inisiatif TPS3R Desa Puntukdoro menjadi bukti bahwa penanganan lingkungan dapat dimulai dari akar rumput, bahkan tanpa menunggu intervensi dari atas.

Program ini tidak hanya menyelesaikan persoalan sampah, tetapi juga mengedukasi warga akan pentingnya hidup bersih dan menjaga ekosistem lokal khususnya sungai dan irigasi pertanian yang vital bagi petani sayur di desa tersebut.

Dengan semangat gotong royong dan inovasi berbasis komunitas, Desa Puntukdoro kini selangkah lebih maju dalam mewujudkan desa mandiri, sehat, dan berkelanjutan.

Sebagai informasi, pembangunan TPS3R Desa Puntukdoro dilakukan dengan pendanaan dari Dana Desa (DD) Tahun Anggaran (TA) 2024, melalui dua tahap. Tahap pertama dialokasikan sebesar Rp198.941.700 dan tahap kedua sebesar Rp104.800.000.

(Red)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Translate