RSUD dr. Sayidiman Magetan Tingkatkan Layanan Poli THT dengan Peralatan Audiometri Modern


Magetan, Lintastoday.com – Upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan terus dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Sayidiman Magetan. Salah satu langkah terbaru adalah penyediaan peralatan medis (alkes) canggih untuk Poli Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT), termasuk alat audiometri yang kini dioperasikan langsung oleh dokter spesialis THT.

Audiometri merupakan perangkat penting dalam mendeteksi serta mengevaluasi gangguan pendengaran. Dengan alat ini, tenaga medis dapat mengukur ambang batas pendengaran pasien, sehingga mempermudah proses diagnosis dini dan penanganan yang lebih tepat sasaran.

“Alat ini digunakan untuk mendeteksi pasien yang mengalami penurunan pendengaran, seperti pada lansia maupun pasien dengan keluhan penyakit telinga. Namun, bila gangguan disebabkan oleh infeksi, maka penanganan infeksinya akan didahulukan,” jelas dr. Khabiburrokhman, Sp.THT, Dokter Spesialis THT RSUD dr. Sayidiman Magetan, Jumat (18/7/2025).

Lebih lanjut, dr. Khabiburrokhman menjelaskan bahwa audiometri adalah prosedur pemeriksaan pendengaran dengan menggunakan audiometer – alat yang menghasilkan suara dengan variasi frekuensi (nada tinggi-rendah) dan intensitas (keras-lemah). Hasil pemeriksaan tersebut dituangkan dalam bentuk audiogram, grafik yang memperlihatkan ambang pendengaran pasien pada setiap frekuensi suara.

“Nantinya pasien akan masuk ke dalam ruang kedap suara. Bunyi hanya terdengar melalui headset khusus. Hasilnya berupa grafik, sehingga kita bisa mengetahui ambang dengar pasien,” terangnya.

Pemeriksaan audiometri dilakukan secara eksklusif oleh dokter spesialis THT atau audiolog berkompeten, karena memerlukan keahlian dalam mengoperasikan alat, membaca hasil audiogram, serta menentukan rencana penanganan medis. Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada semua kelompok usia, mulai dari bayi, anak-anak, hingga dewasa dan lansia.

“Mendeteksi gangguan pendengaran pada bayi atau anak, terutama yang lahir prematur atau memiliki kelainan, sebaiknya dilakukan sejak dini. Jika ada gangguan, dapat segera ditangani agar tidak menghambat kemampuan komunikasi mereka di masa depan,” tambah dr. Khabiburrokhman.

Selain untuk diagnosis dini, audiometri juga bermanfaat sebagai metode skrining bagi kelompok berisiko tinggi, seperti bayi baru lahir maupun lansia. Pemeriksaan ini bahkan sudah dapat dicover oleh layanan BPJS Kesehatan.

“Untuk anak-anak, biasanya ada rujukan dari dokter anak ke Poli THT. Namun, untuk pemeriksaan fungsi pendengaran dalam rangka persyaratan kerja, pemeriksaan tersebut tidak termasuk dalam cakupan BPJS,” pungkasnya.

Kehadiran alat audiometri di RSUD dr. Sayidiman Magetan menjadi langkah penting dalam meningkatkan layanan kesehatan telinga dan pendengaran masyarakat, sekaligus memastikan penanganan medis yang lebih tepat dan cepat bagi pasien dengan gangguan pendengaran.

(nan)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Translate